aramedia.ID – Ketika akan membeli rumah dengan cara KPR, baik itu komersil ataupun kpr subsidi, kita akan dibebankan bunga kredit dalam dua jenis yakni, fixed rated dan floating rate. Akan tetapi, sudah tahukah Anda apa yang dimaksud dengan kedua jenis bunga tersebut? apa perbedaan fixed rated dan floating rate ?
Seperti kita tahu, opsi pembayaran rumah dengan sistem KPR atau mencicil/kredit menjadi pilihan banyak orang untuk membeli rumah.
Pada saat membeli rumah dengan cara KPR, Anda akan dikenakan dengan dua jenis bunga, yaitu floating rate dan fixed rated seperti yang sudah redaksi singgung di awal.
Sehubungan dengan hal tersebut, kali ini redaksi akan membahas secara detail mengenai pengertian kedua jenis bunga kredit tersebut dan menjelaskan pula mengenai perbedaan antara bunga floating rate dan fixed rate sebagai bahan pertimbangan untuk Anda sebelum memutuskan untuk membeli rumah dengan cara KPR.
Perbedaan Fixed Rate Dan Floating Rate
Untuk mengetahui apa perbedaan antara kedua jenis bunga kredit ini, pertama akan akan redaksi bahas lebih dahulu secara detail, pengertian dari masing-masing jenis bunga tersebut serta informasi pendukung lainnya.
-
Suku Bunga Floating Rate: Suku Bunga Tidak Tetap
Floating rate merupakan suku bunga yang sifatnya tidak tetap karena suku bunga ini besarnya ditentukan oleh suku bunga dasar dari BI atau Bank Indonesia. Secara periodik BI, akan melakukan update mengenai besaran bunga dasar.
Jika update suku bunga dasar dari BI mengalami penurunan maka bank juga akan menurunkan bunga, sehingga cicilan akan menjadi lebih murah.
Sebaliknya, jika suku bunga dasar dari BI meningkat, maka jumlah cicilan yang harus Anda bayarkan juga meningkat.
-
Suku Bunga Fixed Rate: Suku Bunga Tetap
Kebalikan dari floating rate yang suku bunganya tidak tetap, pada fixed rate suku bunganya tetap dan sudah ditentukan berapa besarannya oleh bank. Suku bunga ini tidak terpengaruh dengan naik turunnya suku bunga dasar.
Jumlah yang harus Anda bayarkan setiap bulannya adalah tetap, sebab besaran bunganya ditentukan oleh bank. Biasanya, pihak bank sudah memperkirakan besarnya keuntungan meskipun terjadi kenaikan suku bunga dasar.
-
Kelebihan dan Kekurangan Floating Rate
Floating rate menawarkan keuntungan, jika suku bunga dasar turun, maka jumlah cicilan yang harus Anda bayarkan juga akan turun. Hal ini tentunya menguntungkan Anda, karena jumlah cicilannya berkurang.
KPR dengan menggunakan sistem floating rate ini cocok untuk Anda yang berani mengambil resiko. Penyebabnya, suku bunga dasar bisa naik sewaktu-waktu dan cicilan rumah menjadi mahal.
Misalnya suku bunga dasar dari BI adalah 8 persen, dan bank menetapkan suku bunganya menjadi 9 persen. Jika terjadi penurunan menjadi 7 persen, maka suku bunga juga akan turun menjadi 8 persen.
Jika Anda tertarik menggunakan sistem bunga ini, pastikan mempunyai tabungan cadangan.
Kekurangan dari sistem bunga ini adalah besaran cicilan yang dibayarkan setiap bulannya tidak pasti, dan tidak cocok untuk Anda yang tidak ingin mengambil resiko tinggi. Pada kenyataannya, suku bunga dasar sering mengalami kenaikan dibandingkan penurunan.
-
Kelebihan dan Kekurangan Fixed Rate
Perbedaan antara fixed rate dan floating rate terdapat pada acuan besaran suku bunganya. Fixed rate mempunyai besaran suku bunga yang pasti dan sangat cocok untuk orang-orang yang tidak ingin mengambil resiko serta mempunyai penghasilan yang tetap di setiap bulannya.
Misalnya Anda mengambil cicilan selama 15 tahun dengan besaran bunga 11 persen. Setiap bulannya, Anda harus membayar sebesar 3,5 juta. Jumlah tersebut sifatnya akan tetap selama 15 tahun atau sampai Anda melunasi cicilan tersebut.
Keuntungan lainnya menggunakan sistem fixed rate adalah adanya biaya provisi serta biaya pinalti yang besarannya sekitar 1 persen. Sistem bunga ini membuat jumlah yang harus Anda bayarkan setiap bulannya selama masa tenor jelas.
Sedangkan kekurangan dari sistem bunga fixed rate adalah, jumlah yang harus Anda bayarkan jauh lebih mahal dibandingkan menggunakan KPR dengan sistem floating rate.
Jumlah cicilan Anda juga tidak akan mengalami penurunan meskipun suku bunga dasar dari BI turun.
Pasalnya, jumlah yang harus dibayarkan jika Anda menggunakan fixed rate jauh lebih tinggi dibandingkan floating rate. Jika terjadi penurunan pada suku bunga dasar, Anda tidak akan menikmati penurunan cicilan rumah.
Jadi, kesimpulannya berdasarkan penjelasan yang sudah redaksi jabarkan diatas, perbedaan antara floating rate dan fixed rate pada intinya terdapat pada perhitungan bunga yang harus Anda bayarkan.
Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Pastikan Anda sudah mempelajari dengan baik kedua hal tersebut sebelum memutuskan.