Jangan Asal Install, Banyak Aplikasi Anti Virus Palsu di Google Play Store

Jangan Asal Install, Banyak Aplikasi Anti Virus Palsu di Google Play Store

aramedia.ID – Tak hanya untuk perangkat komputer PC maupun Laptop, pada perangkat smartphone software atau aplikasi anti virus memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga perangkat yang di gunakan aman dari serangan virus maupun malware.

Apalagi pada perangkat smartphone, dengan makin maraknya kasus serangan cyber yang menargetkan para pengguna perangkat mobile, maka menginstall aplikasi antivirus merupakan salah aatu alternatif untuk menghindari ancaman cyber attack tersebut.

Namun, dengan banyaknya aplikasi antivirus yang ada banyak para pengguna smartphone yang merasa bingung mana aplikasi anti virus yang benar-benar berfungsi dan aman.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Cara Menambah RAM Hp Android, Agar Perfoma Lebih Lancar

Bahkan, menurut laporan yang dikeluarkan oleh AV-Comparative yang dirilis oleh laman ZDNet, ternyata dua pertiga dari sekitar 250 aplikasi antivirus untuk perangkat Android yang  ada di Google Play Store adalah aplikasi antivirus palsu atau abal-abal.

Dalam penelitianya guna membuktikan kemampuan antivirus tersebut, perusahaan AV-Comparative menguji beberapa aplikasi antivirus yang ada di Google Play Store tersebut dengan memasukkan malware ke dalam perangkat untuk melihat apakah aplikasi dapat mendeteksi malware dan mengatasinya.

Haslinya, dari 250 aplikasi anti virus yang diuji coba dengan memasukan malware tersebut, hanya 80 aplikasi yang mampu mendeteksi dan mengatasinya malware yang di sengaja di suntikan ke perangkat Android.

Baca Juga :  Rumus Excel yang Sering Digunakan dalam Dunia Kerja

Kendati demikian, dari ke-80 aplikasi yang bisa mendeteksi tersebut, anti virus yang di uji coba hanya dapat mendeteksi lebih dari 30 persen dari malware yang ada saat ini, yang berarti hal tersebut bisa di bilang tak cukup mumpuni untuk mendeteksi dan mengatasi malware baru yang tiap saat mengintai pengguna.

Selain itu, AV-Comparative juga menemukan fakta, bahwa beberapa aplikasi anti virus yang di uji coba ini tidak mampu menandai malware baru.

Alih-alih bisa menambah daftar database virus atau malware baru dalam sistem mereka, aplikasi antivirus palsu ini hanya mengandalkan informasi malware yang sudah terdaftar sebelumnya.

Hal ini berarti, ketika perangkat pengguna terkena serangan cyber, beberapa malware yang berusaha untuk menginjeksi perangkat hanya terdeteksi dan masuk kategori “berbahaya” jika nama malwarenya muncul di dalam daftar program berbahaya yang tersimpan di dalam aplikasi antivirus abal-abal tersebut.

Baca Juga :  Tutorial Cara Mengatasi Zoom Tidak Ada Suara dengan Mudah

Bahkan yang lebih mengejutkan, pihak  AV-Comparative juga menemukan fakta lain yang lebih mengagetkan dimana sejumlah aplikasi antivirus yang mereka uji coba dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya ini ternyata dibuat oleh programmer yang sama.

Muncul dugaan, bahwa maraknya aplikasi anti virus abal-abal ini hanya sebagai kedok untuk mengeruk keuntungan dari klik iklan dari program monetize aplikasi lewat program AdMob.

Pos terkait